Pengertian Motivasi
Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi juga bisa dalam bentuk usaha - usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Motivasi mempunyai peranan starategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi, tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas sehari-hari.
Motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, membuat atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga dapat mencapai tujuannya. Proses motivasi berawal dari adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi, sehingga mereka menciptakan suatu dorongan dari dalam dirinya masing-masing untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Proses ini didukung dengan adanya sikap seseorang, kepribadian, ketertarikan sesuatu, usaha yang dikerjakan dan keputusan yang dilakukan.
Tipe dalam Motivasi
Ada dua tipe dalam motivasi, antara lain:
1. Motivasi Intrinsik
Dalam hal ini akan melibatkan orang dalam berbagai aktivitas yang tidak memberi imbalan nyata kecuali kesenangan dan kepuasan karena melakukan aktivitas tersebut. Orang melakukan perilaku semacam itu karena dua alasan: untuk mendapatkan stimulasi kognitif dan untuk mendapatkan rasa telah berprestasi, merasa kompeten, dan merasa bisa menguasai lingkungan.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik berasal dari lingkungan eksternal.Contoh imbalan yang memicu motivasi ekstrinsik antara lain pujian, nilai tinggi, atau uang yang diperoleh karena melakukan tindakan tertentu. Imbalan itu dapat memperkuat prilaku, yang memberi orang informasi tentang performanya, dan menaikan rasa harga diri.
Teori dalam Motivasi
1. Teori dalam Pengurangan Dorongan.
Cara lain untuk melihat motivasi adalah melalui konstruk dorongan dan kebutuhan. Sebuah dorongan (drive) adalah keadaan tergugah yang terjadi karena adanya kebutuhan fisiologis. Sebuah kebutuhan (need) adalah keadaan kekurangan sesuatu yang memberi energi untuk menghilangkan atau mengurangi keadaan kekurangan ini.
Teori pengurangan dorongan menjelaskan bahwa, seiring dengan semakin kuatnya dorongan, kita termotivasi untuk mengurangi dorongan itu. Tujuan untuk penurunan dorongan ini adalah homeostasis, kecenderungan tubuh untuk mempertahankan keadaan seimbang atau tenang. Terdapat ratusan keadaan biologis dalam tubuh yang harus dipertahankan dalam rentang tertentu: suhu tubuh, kadar gula, tingkat potasium dan natrium, pengoksigenan, dan lain-lain.
Kebanyakan psikolog percaya bahwa teori pengurangan dorongan tidak menyediakan kerangka kerja yang komprehensif untuk memahami motivasi karena orang-orang seringkali berperilaku dalam cara-cara yang meningkatkan dorongan dan bukan mengurangi dorongan.
2. Teori Penggugahan Optimal
Pada awal abad ke-20, dua psikolog mendeskripsikan bahwa penggugahan optimal mungkin ada. Dalam rumusan mereka yang dikenal sebagai hukum Yerkes-Dodson (Yerkes-Donson law) dinyatakan bahwa kinerja akan muncul dalam kualitas terbaik ketika berada dalam kondisi menggugah yang menengah, dan tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi. Pada perangsangan yang terlalu rendah, Anda mungkin merasa terlalu malas untuk melakukan tugas dengan baik; bila terlalu tinggi maka Anda mungkin tidak mampu untuk berkonsentrasi pada tugas. Pikirkan bagaimana Anda menjadi tergugah diwaktu lampau ketika Anda menjalani sebuah tes. Bila terlalu rendah, maka mungkin Anda tidak harus bekerja dengan cepat untuk menyelesaikan ujian tersebut.
Area Utama dalam Motivasi
1. Makanan
Manusia yang lapar: motivasi untuk makan
Beberapa orang memiliki tubuh yang kurus, sedangkan beberapa orang lainnya memiliki tubuh yang gemuk, seberapa kuatkah psikologi dan lingkungan mempengaruhi motivasi kita untuk makan atau tidak makan.
Dilihat melalui aspek biologis dari berat badaan, kebanyakan psikologi berpikir bahwa kelebihan berat badan merupakan tanda gangguan emosional. Saat peneliti benar- benar mengontrol jalannya penelitian menunjukkan bahwa kelebihan berat badan tidak selalu disebabkan oleh pola makan yang berlebih. Kebanyakan orang yang kelebihan berat badan memang memakan atau melahap dalam jumlah besar, namun mereka dengan tubuh yang kurus juga melakukan hal sama.
Pengaruh genetic pada berat badan dan bentuk tubuh dapat dijelaskan bahwa terdapat suatu mekanisme biologis yang menjaga berat badan kita agar tetap pada sesuatu yang diasumsikan untuk menjaga berat badan agar tetap stabil.
2. Cinta
Manusia sosial: motivasi untuk mencintai
Para psikologi yang meneliti perasaan cinta dicirikan oleh adanya emosi keintiman yang kuat dan ketertarikan seksual yang tinggi ditandai dengan adanya rasa percaya, perasaan tentram saat bersama orang yang dicintai.
Para ilmuan yang berorientasi pada biologi meyakini bahwa saraf-saraf yang berkaitan dengan cinta berkembang sejak bayi, didorong oleh ketergantungan bayi kepada ibunya. Cinta yang umumnya melibatkan saling bertukar tatapan disertai rasa cinta dan kelekatan yang mendalam, mungkin berakar pada ikatan biologis antara soerang ibu dan bayinya.
3. Seksual
Manusia erotis: motivasi seksual
Sebagian besarorang yang menyakini bahwa seks adalah dorongan biologis yang bersifat natural. Dilihat dari aspek aspek biologis dari hasrat, para ilmuan biologis telah memberiakan sumbangsih terhadap pemahaman yang kita miliki mengenai motivasi seksual dengan menghapus kebingungan yang disebabkan oleh takhayul dan ketidakpedulian mengenai carakerja tubuh.salah satu factor biologis yang tampaknya menimbulkan dorongan seksual pada kedua gender adalah hormone testosterone.
4. Pencapaian
Manusia yamg kompeten: motivasi berprestasi
Sebagian besar orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yakni kebutuhab akan makanan dan tempat tinggal, namun kebutuhan untuk bertahan hidup saja tidak dapat menjelaskan alasan mengapa sebagian orang termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dengan sebaik- baiknya.
Sedangkan sebagian dari mereka hanya menginginkan pekerjaan mereka selesai.kebutuhab untuk bertahan hidup juga tidaj dapat menjelaskan alasan mengapa beberapa orang bekerja untuk memenuhi landsan mereka, namun menyalurkan hasrat berprestasi mereka dalam melakukan aktivitas yang sama sekali tidak mendatangkan uang seperti belajar menjadi seorang pengendara motor treail atau pergi ke madagaskar untuk mengamati burung langka. Dampak motivasi ditempat kerja, sasarannya ialah mencapai suatu standar keberhasilan keunggulan pribadi disuatu bidang tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
1. Factor internal adalah factor yang berasal dari dalam diri individu, yang terdiri atas:
2. Presepsi individu mengenai disri sendiri.
3. Harga diri dan prestasi.
4. Harapan.
5. Kebutuhan.
6. Kepuasan kerja.
7. Factor internal adalah factor yang berasal dari luar individu, yang terdiri atas:
8. Jenis dan sifat pekerjaan.
9. Kelompok kerja dimana individu bergabung.
10. Situasi lingkungan pada umunya.
11. System imbalan yang diterima.
Macam- macam motivasi
Motivasi terbagi menjadi dua yaitu motif naluri dan motif kognitif
1. Motivasi motif naluri adalah motivasi yang muncul dari suatu kekurangan atau ketidak seimbangan filosofi. Hal ini disertai dengan kekhawatiran dala diri hingga mampu mengerjakan semua daya dalam diri untuk mrnutupi kekurangan tersebut dan menghilangkan kekhawatiran yang timbul dengan aktivitas- aktivitas yang bertujuan untuk pemuasan.Contoh motif naluri antara lain: motif lapat, motif haus, motif sekresi, motif tidur dan istirahat, motif bernafas dan motif menjaga keturunan.
2. Motif kognitif, motif ini tidak berkaitan dengan dasar-dasar dalam diri manusia. Motivasi kognitif ialah kebutuhan yang dipelajari manusia dari lingkungan dan social masyarakat. Mislanya kebutuhan untuk duhargai adala kebutuhan yang tidak ada hubungannya denagn tubuh. Seseorang mempelajari hal-hal yang berjutuan. Contoh motif kognitif: motif psikis, motif social dan motif spiritual.
REFERENSI
Wade, Carol. 2008. Psikologi Edisi Kesembilan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Gleitman, H. Gross, J. Reisberg, D. 2010. Psycholgy. Eight Edition. W. W. Norton & Company
Myers, D. DeWall, C. 2017. Psychology, Twelve Edition. Worth Pubisher.
No comments:
Post a Comment